Apa sejatinya penyakit Trigeminal Neuralgia? Menurut dr.M.Sofyanto, Sp.BS Trigeminal Neuralgia (TN) adalah kondisi tersentuhnya atau terjadinya perlengketan saraf nomor lima, yaitu saraf sensor wajah atau indera perasa wajah dengan pembuluh darah kecil. Sofyan, begitu dokter ini acap disapa, menjelaskan, pada dasarnya tubuh manusia dikendalikan oleh 12 saraf yang masing-masing memiliki fungsi sendiri. Misalnya saraf nomor satu berfungsi dalam indera penciuman saraf nomor dua sebagai penglihatan, Saraf nomor lima sensor wajah atau perasa wajah nomor tujuh sebagai penggerak otot wajah, dan lain-lain. Kedua belas saraf tersebut menjulur dari otak kemudian turun ke tempatnya masing-masing.
Pada penderita TN, saraf nomor lima di sekitar batang otak bersentuhan dengan pembuluh darah yang di sana memang bercabang-cabang berseliweran. Tak sekedar menyenggol, kadang juga terjadi perlengketan, saling menempel. Ketika sudah lengket, lama-kelamaan saraf yang lebarnya 4-5 mm dengan permukaan lembut itu akan mengalami trauma karena pembuluh darah yang menempelnya tidak statis tapi kembang kempis mengikuti irama jantung. Trauma akibat perlengketan pada saraf nomor lima tersebut akan menimbulkan sakit yang luar biasa pada pasien. Sakit itu sendiri akan makin menjadi ketika penderita mengalami stress, sebab denyut jantung makin kencang sehingga gesekan makin besar. Kalau sudah lengket, lanjut Sofyan tidak ada cara lain selain memisahkan dengan tindakan operasi. Obat maupun terapi apa pun tidak akan bisa memisahkan. “Karakternya memang demikian. Ketika sudah lengket, maka tidak akan bisa lepas sendiri kalau tidak dipisahkan,” papar Sofyan. Dalam kasus yang dialami Acay, karena trauma sudah berlangsung 15 tahun, Secara fisik saraf yang tertekan itu sudah sangat mengkhawatirkan, sudah menipis dan berwarna pucat. Penyebab munculnya TN itu sendiri ada beberapa faktor.
Pertama karena bawaan, pembuluh darah memang kelebihan panjang sehingga lebih besar kemungkinan untuk menyenggol organ lain. Penyebab kedua adalah faktor usia, ketika struktur otak manusia mengalami perubahan sehingga pembuluh darah mengalami perubahan posisi. “Karena itulah penderita TN didominasi mereka yang diatas 40 tahun. Usia di bawah itu ada, tapi presentasenya kecil,” papar Sofyan yang di setiap operasi selalu satu tim dengan dr. Gigih Pramono, Sp.BS.
Kortex Comprehensive Brain Spine Center memahami dengan baik kebutuhan pelayanan bedah saraf secara personal dengan fasilitas tehnologi kedokteran canggih dan sentuhan budaya lokal yang ramah. Dengan tim dokter yaitu dr. M. Sofyanto, Sp.BS, dr. Gigih Pramono, Sp.BS, dr. Agus Anab, SP.BS, dr. Budi Setiawan, Sp.BS, dr. Bambang Kusnardi, Sp.S yang berpraktik di National Hospital, Manyar Medical Center Surabaya, dan Persada Hospital Malang. Kunjungi Instagram dan youtube kami di @kortexid